Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
banner 728x250
BeritaOlahraga

Sumbang Dua Emas di Fornas 2025, Atlet BMX Lombok Kecewa Minim Apresiasi

6
×

Sumbang Dua Emas di Fornas 2025, Atlet BMX Lombok Kecewa Minim Apresiasi

Sebarkan artikel ini

Lombok – Atlet BMX asal Lombok, Losandia Oktadinata, yang akrab dikenal dengan nama Aseli BMX, sukses mengharumkan nama daerah dengan menyumbangkan dua medali emas dalam ajang Festival Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas) 2025. Ia meraih emas pada dua kategori bergengsi, yakni Best Trick dan Bunny Hop.

Namun, di balik kebanggaan atas pencapaian tersebut, tersimpan kekecewaan mendalam dari sang juara.

“Perasaan pasti bangga bisa juara dan menyumbang dua emas. Tapi, setelah itu justru kecewa karena tidak ada apresiasi yang pantas,” ungkap Losandia saat diwawancarai, Rabu (7/8).

Tanpa Kehadiran Pengurus Pusat dan Sertifikat Hanya Dikirim PDF

Losandia menyesalkan ketidakhadiran pihak-pihak penting, baik dari Inorga ABI (Asosiasi BMX Indonesia) maupun pejabat daerah, dalam momen penyerahan medali. Ia menyebut bahwa hanya official dan panitia lokal BMX Lombok yang hadir memberikan penghargaan.

“Ini event nasional, tapi tidak ada satu pun dari pusat yang datang. Bahkan pejabat daerah juga tidak hadir. Sertifikat pun cuma dikirim lewat WA dalam bentuk PDF. Kita penggiat merasa tidak dihargai sama sekali,” tegasnya.

Ia membandingkan dengan event skala kecil yang menurutnya masih lebih memperhatikan nilai simbolis dari penghargaan.

“Event kampung saja piagamnya dikasih langsung, ini kok malah dikirim PDF,” tambahnya.

Kekecewaan Terbesar: Bonus yang Tidak Ada dan Minim Transparansi

Tak berhenti di situ, kekecewaan semakin memuncak setelah ia mendapatkan informasi bahwa tidak ada bonus yang diberikan kepada peraih medali. Informasi ini baru disampaikan setelah Fornas selesai digelar.

“Menurut saya, ini kekecewaan nomor satu. Dari awal KORMI tidak pernah menyampaikan soal ada atau tidaknya bonus. Setelah Fornas selesai baru diberi tahu kalau bonus tidak ada. Kalau saya tahu dari awal, mungkin saya tidak ikut,” ujar Losandia.

Sebagai seorang ayah dan kepala keluarga, Losandia mengaku merasakan kerugian secara materi dan waktu. Ia bahkan sempat mencoba berkomunikasi melalui Ketua Komunitas BMX Lombok untuk menanyakan hal ini kepada Sekretaris KORMI, dan jawaban yang diterima tetap sama: tidak ada bonus.

Tetap Semangat Berkarya, Meski Masa Depan BMX Freestyle di Lombok Mengkhawatirkan

Meski kecewa, Losandia menyatakan bahwa dirinya tetap semangat untuk terus berkarya sebagai content creator BMX. Ia aktif di berbagai platform media sosial dan tetap berlatih secara rutin.

“Saya tetap latihan untuk bikin konten. Ini juga profesi saya sekarang. Harapannya, semoga karier saya di dunia konten terus konsisten,” katanya.

Namun ia juga menyampaikan kekhawatiran terhadap masa depan olahraga BMX freestyle di Lombok, khususnya regenerasi atlet muda.

“Kalau perhatian terus kurang seperti ini, regenerasi atlet BMX di Lombok bisa berkurang. Bahkan bisa hilang sama sekali. Semoga pengalaman saya bisa jadi pelajaran buat teman-teman dan pihak terkait,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *