Medan: Atlet loncat indah asal Jakarta Tri Anggoro Priambodo sukses meraih medali emas loncat indah nomor perseorangan papan 1 meter putra pada partai puncak PON XXI/2024 Aceh-Sumut yang digelar di Kolam Renang Selayang Dispora Sumut, Medan, Sumatera Utara, Selasa (10/9) sore.
Tri Anggoro menjadi yang terbaik di nomor papan 1 meter putra dengan mendapat nilai 330,25. Penampilan dan perfomanya memukau penonton dan enam hakim yang bertugas.
Dirinya juga mengalahkan M. Ridho Akbar wakil Sumatera Selatan yang meraih perak usai mendapat nilai 297,90. Sementara perunggu menjadi milik wakil Jawa Timur Aldinsyah Putra Rafi dengan mencatatkan skor akhir 291,05.
“Tadi sebenarnya nerveous parah ya sampai badan gemetar, habis itu saya coba untuk ingat sewaktu latihan. Jadi bersyukur bisa hingga meraih medali emas,” ujarnya usai upacara penghormatan pemenang.
“Ini emas individu pertama kali saya raih sejak ikut PON 2012 Riau. Kesulitannya tadi sebenarnya lawan ego sendiri aja. Medali ini saya persembahkan untuk ibu saya,” imbuhnya.
Sementara, di nomor menara putri wakil Jawa Timur Gladies Lariesa Garina Hagakore juga sukses raih emas usai tampil dominan dalam persaingan loncat indah Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumatera Utara ditempat yang sama.
Gladies mendapat nilai tertinggi 238,15 dalam lima kali loncatan yang semuanya dilakukan di ketinggian 10 meter. Dara 18 tahun ini menampilkan jenis loncatan inward dive (melompat ke belakang dengan rotasi ke depan) dengan 2,5 somersaults dalam posisi pike. Kemudian, dia melakukan loncatan forward dive (loncatan ke depan) dengan 3,5 somersaults.
Medali perak diraih rekan satu kontingen di Jawa Timur Della Dinarsari Harimurti usai mendapat poin 196,25. Sedangkan, medali perunggu menjadi milik wakil Kalimantan Selatan Siti Kinasih yang membukukan nilai 173,95.
“Puji Tuhan tadi selama perlombaan lancar semua sesuai target dan bersyukur meraih hasil maksimal ini,” tutut Gladies usai pertandingan.
Dirinya memilih lompatan di 10 atau paling tinggi karena menjadi nomor yang juga dipertandingkan di level internasional, sedangkan untuk nasional masih diperbolehkan di 5 dan 7,5 meter.
“Iya ini nomor internasionalnya jadi pengen terus ditekuni. Emas ini untuk orang tua saya, Jawa Timur, temen, keluarga dan sekolah. Kedepan pengen terus latihan, banyak berdoa dan jika Tuhan izinkan pasti dapat nomor satu lagi,” imbuh dara kelas 3 SMA ini.